Mereka berdiri disana dengan celana pendeknya, sangat pendek, super pendek
Yang mereka anggap sebagai model terkini
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Mereka berdiri disana dengan lautan make up di wajahnya
Yang mereka percayai sebagai kebebasan berekspresi
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Mereka masih berdiri disana dengan rambut basah oleh gel berwarna warni
Penuh dengan unsur kimia yang mereka anggap sebagai kemurnian jiwa
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Mereka berdiri disana dengan berdua, sangat dekat dengan kekasihnya
Yang membuat mereka sanggup memberikan segalanya
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Dan mereka berdiri disana asyik berbicara untuk membeli celana pendek model terbaru,
Pewarna rambut yang paling trendi, bahkan cara mendapatkan pacar baru
Yang mereka anggap sebagai memahami keindahan Tuhan dan ekspresi cinta
Sedangkan aku disini berdiri tegak dan bangga dengan jilbabku
Karena jilbabku inilah pelindungku, kekasihku, kesetiaanku, kemurnianku,
kecantikanku, dan alatku untuk terus mengingat Allah
Saat aku meletakkan jilbab di atas kepalaku
Aku tahu segala kesesatan yang dibawa oleh setan akan dilenyapkan
Jilbab bukan sekedar pelengkap penampilan
Jilbab juga bukan tameng untuk menutupi kekurangan
Jilbab adalah suatu bentuk pengabdian dan cerminan seorang wanita
Untuk menyamarkan keindahan raganya serta pengamalan dari apa yang ia pelajari
Ya Allah…
Semoga aku bisa menjaga keikhlasannya…
Ketika aku putuskan untuk berjilbab, aku telah “memproklamirkan” semangat
Untuk lebih mendekatkan diri kepada hal-hal yang bersifat Ilahiyah
Seiring dengan semangatku, mohon berikan aku kekuatan dan kemampuan
“mengenakan jilbab” di hatikuSpecial thanks to my brother in the heaven
Aku menunggu hari indah itu kakakku,,,,,,,
AstaqfiruLllah
“don’t judge the book from its cover” ungkapan ini kerap aku dengar,
yang berjilbab belum tentu hatinya baik dan suci (sholehah) … yang tidak berjilbab belum tentu tidak baik hatinya (sholehah).
Hhhmm... jadi inget beberapa tahun yang lalu, aku berkata pada diriku bahwa... Aku mau berjilbab bila dapat hidayah dari Allah dan tanpa ada paksaan dari orang lain….Kemudian melalui proses panjang dan bertahap-tahap. Aku terus mencari kebenaran dan bukan pembenaran...
Hingga akhirnya kesadaran hati yang merindukan ketenangan dan jiwaku yang menginginkan pencerahan, berkata :
"Mau sampai kapan ? Apa kamu tahu, kapan ajalmu tiba? Kapan hidayah itu akan datang ?
Sampai menunggu kamu tua ? Apa kamu yakin umurmu panjang? Gimana kalau nanti malam Malaikat Izrail menjemputmu untuk mencabut nyawamu? Apa kamu siap dengan perbekalan apa adanya ? Apa kamu tidak menyesal ?
Sebagai manusia, Allah menciptakanmu sebagai makhluk yang sempurna. Kamu punya mata, telinga, hati dan otak. Jadi cobalah kamu lihat, dengar, rasakan dengan hatimu dan gunakanlah nalarmu... Kajilah Islam dengan segenap kemampuanmu. Karena Islam adalah jalan hidup yang indah…
Sungguh pertanyaan dan pernyataan sederhana dari sang jiwa ini sudah terekam di memory, di kepalaku dan selalu terngiang-ngiang di telingaku...
Dan...
Akhirnya hanya kata "Syukur Alhamdulillah...."
terima kasih Ya Allah... atas hidayah, anugerah dan berkah-MU di setiap harinya sampai dengan detik ini....
Allah SWT memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki. Namun, hal ini bukan berarti Allah SWT memberi hidayah kepada siapa saja tanpa syarat. Karena, Allah hanya memberi petunjuk kepada mereka yang siap dan lapang dalam menyambut kedatangannya. Allah SWT tidak akan memberi hidayah kepada orang yang berpaling, menutup diri, dan kontinyu dalam kemaksiatan.
Hidayah memang harus dijemput.... So, mari menjemput hidayah... :)
Mohon maaf, kalau ada kesalahan.
No comments:
Post a Comment