Thursday, August 7, 2008

Sekarang, Dakwah Penegakan Khilafah Menyebar di Asia

Sekarang, Dakwah Penegakan Khilafah Menyebar di Asia

hasandunis450.jpgGagasan dan wacana seputar Khilafah Islamiyah saat ini ternyata tidak hanya milik kaum Muslim Timur Tengah, tempat Khilafah pernah tegak berdiri selama berabad-abad lamanya. Melalui dakwah yang lebih ‘bebas hambatan’, gagasan Khilafah kini sudah merambah wilayah Asia, termasuk tensu saja Indonesia. Bahkan di Indonesia wacana seputar Khilafah cukup bergaung. KKI 2007 hanyalah salah satu indikasinya.

Lebih jauh, bagaimana sebetulnya gambaran umum dakwah Islam di Asia? Bagaimana pula gagasan dan wacana Khilafah bisa menyebar di kawasan Asia? Sejauh mana dan apa saja tantangannya? Di bawah ini, beberapa pertanyaan di atas akan dijawab oleh Prof. Hassan Ko Nakata, cendekiawan Muslim Jepang. Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana perkembangan dakwah di Asia, khususnya dakwah ideologis bagi tegaknya Khilafah Islamiyah?

Alhamdulillah, sekarang dakwah Islam untuk menegakkan Khilafah di Asia tidak ada masalah. Hal itu karena kebebasan yang tidak ada di Timur Tengah, ada di Asia khususnya di Indonesia. Sekarang dakwah penegakan Khilafah menyebar di Asia. Alhamdulillah. Tentu saja ada tantangan. Akan tetapi, dengan adanya kebebasan berpendapat, seruan penegakan Khilafah itu bisa didengar oleh kaum Muslim di Asia.

Apa tantangannya?

Ada banyak tantangan bagi dakwah secara umum dan khususnya dakwah untuk menegakkan Khilafah. Menurut pandangan saya, ada bermacam tantangan. Tentu saja tantangan eksternal ada, karena banyak negara kufur, khususnya Amerika, takut terhadap tegaknya Islam dan berdirinya Khilafah. Karenanya, tentu mereka berupaya menghalangi tersebarnya seruan penegakan Daulah Khilafah. Mereka menyerang dakwah Khilafah secara langsung. Namun, kebanyakan mereka memanfaatkan kaum Muslim yang terpengaruh oleh Barat.

Akan tetapi, dalam pandangan saya, terdapat lebih banyak tantangan dari internal umat. Tantangan internal ini bisa dibagi ke dalam beberapa kelompok. Pertama: kelompok orang-orang yang keliru dalam memahami Islam, namun mereka memiliki ghîrah (semangat) untuk menegakkan daulah Islam dan menerapkan syariah. Kedua: golongan orang-orang munafik.

hasandunis450.jpg
Terkait dengan kelompok pertama, terdapat berbagai gerakan Islam yang memiliki niat baik, giat dalam menegakkan Daulah Islam. Akan tetapi, karena tidak memiliki pemahaman yang benar tentang politik Islam, mereka justru menyerang dakwah untuk menegakkan Khilafah. Hal itu mereka lakukan dengan niat baik di jalan Allah. Terdapat gerakan yang meyakini telah berjuang di jalan Allah, tetapi sebenarnya mereka menghalangi dakwah tegaknya Daulah Islam yang hakiki, khususnya ketika mereka menyerang ide-ide Hizbut Tahrir.

Lalu terkait dengan kelompok kedua, yaitu orang-orang munafik dan orang-orang yang diperalat oleh negara-negara kafir besar untuk menyerang gerakan Islam secara umum dan khususnya Hizbut Tahrir, mereka itu, misalnya, adalah orang-orang yang disebut kelompok ‘Islam Liberal’.

Lalu bagaimana strategi untuk mengatasi tantangan tersebut?

Seperti yang saya katakan, tantangan internal ada dua jenis. Pertama: gerakan Islam yang keliru karena kurangnya pemahaman. Solusinya, kita harus berinteraksi intens dengan mereka, yaitu interaksi pemikiran, melihat berbagai pendapat mereka dan menjelaskan pemikiran Islam yang benar kepada mereka sesuai dengan kadar intelektual mereka. Hal itu sebagaimana sabda Rasul saw.:

خَاطِبُوْا النَّاسَ عَلَى قَدْرِ عُقُوْلِهِمْ

Serulah manusia itu sesuai dengan kadar intelektualitas mereka.

Khususnya masyarakat Asia. Banyak dari kaum Muslim yang tidak mengetahui Islam. Mereka juga tidak menguasai bahasa Arab dan tidak mengetahui ilmu-ilmu syariah. Menjelaskan berbagai ide dan pengetahuan Islam kepada mereka itu memerlukan waktu yang banyak.

Apakah terdapat perbedaan antara masyarakat Asia dan masyarakat Timur Tengah dari sisi dakwah untuk menegakkan Khilafah Islamiyah?

Dari sisi politik, di Timur Tengah tidak ada kebebasan berpendapat dan tidak ada kebebasan untuk menjalankan aktivitas politis. Ini adalah masalah besar (bagi dakwah penegakan Khilafah, red.). Pasalnya, mereka (penduduk Timur Tengah) tidak bisa mengungkapkan pendapat mereka secara terang-terangan. Ketika saya tinggal di Timur Tengah selama lebih dari delapan tahun, saya banyak berhubungan dengan aktivis gerakan dan ulama. Rata-rata mereka memiliki pemahaman yang benar tentang Islam dan politik Islam, namun mereka tidak bisa mengungkapkan pendapat mereka yang sebenarnya. Karena mereka tidak mengungkapkan pendapat mereka yang hakiki itu, banyak dari masyarakat awam yang tidak mengetahui Islam. Itulah kondisi di Timur Tengah.

Berbeda dengan di Asia. Secara umum dari sisi politik Asia jauh lebih baik dari Timur Tengah. Khususnya di Indonesia pasca jatuhnya rezim Soeharto, terdapat kebebasan secara penuh. Bahkan kebebasan penuh itu tidak terdapat di Barat sekalipun. Tentu kondisi ini jauh lebih kondusif bagi penyebaran dakwah Islam.

Banyak orang mengatakan bahwa kawasan Asia, khususnya Indonesia, tidak memiliki hubungan dengan Khilafah. Apakah anggapan itu benar?

Umumnya di seluruh dunia, medan pengajaran dan pendidikan sangat dipengaruhi oleh pihak yang menang. Dalam masalah pendidikan, sistem pendidikan yang tersebar atau diterapkan adalah sistem pendidikan yang dimasukkan oleh Barat. Hal itu terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Dunia Islam. Karena itu, mereka tidak mengenal andil peradaban lain atau peradaban selain Barat dalam perkembangan dan pembentukan sejarah dunia. Mereka tidak mengakui andil peradaban lain dalam globalisasi yang hakiki. Namun, alhamdulillah, banyak sejarahwan yang mengakui andil dari peradaban lain selain perdaban Barat. Mereka mengakui adanya andil serta penyebaran peradaban lain dan adanya hubungan antar peradaban. Tentu saja, dulu belum ada sarana komunikasi seperti internet. Meski demikian, ada hubungan antara Asia dan Daulah Khilafah dan Timur Tengah. Bahkan Jepang sendiri juga memiliki hubungan, yaitu ketika Khilafah Utsmaniyah membuka hubungan dengan Jepang dan Dunia Timur.

Selanjutnya, bagaimana masa depan dakwah, khususnya dalam konteks penegakan Khilafah di Asia?

Saya menilai di Asia, khususnya di Indonesia, dakwah Islam akan berkembang jauh lebih baik. Hal itu karena adanya kebebasan politik di Asia, khususnya di Indonesia. Buktinya, Konferensi Khilafah (yakni Konferensi Khilafah Internasional yang diselenggarakan HTI di Gelora Bung Karno 12 Agustus 2007, red.) ini jelas tidak mungkin diselenggarakan di negeri-negeri Islam lainnya selain Indonesia.

Saat ini secara umum Indonesia memiliki peran paling besar dalam konteks dakwah Islam di seluruh dunia. Saat ini di Jepang, misalnya, 25% wanita Muslimah adalah Muslimah Indonesia. Secara umum, kalau kepemimpinan dakwah ada di tangan orang Arab, Pakistan atau India, maka kepemimpinan Islam, khususnya di Asia, akan berada di tangan orang Indonesia atau Malaysia. Inilah yang mungkin terjadi nanti.

No comments: