Monday, August 4, 2008

Penderitaan Umat Tanpa Khilafah

Bulan Rajab , bulan dimana ummat banyak merenungi peristiwa Isra’ Mi’raj Rasullah saw. Isra Mi’raj adalah ujian keimanan untuk membuktikan siapa yang benar-benar yakin akan kekuasaan Allah , siapa yang tidak. Siapa yang seutuhnya menyakini apa-apa yang disampaikan Rasulullah saw, siapa yang tidak. Pada bulan ini juga, ummat Islam kehilangan suatu perkara yang amat penting, yakni runtuhnya Khilafah Islamiyah . Lebih dari 80 tahun, tepatnya tanggal 28 Rajab 1342 H (3 Maret 1924) Khilafah dihancurkan oleh Penjajah Inggris dengan bantuan kaki tangan setianya la’natullah ‘alaih Mustafa Kamal.

Sejak itu, umat Islampun didera oleh berbagai penderitaan yang tiada berkesudahan hingga saat ini. Semua ini terjadi sejak Khilafah Islamiyah tidak ada lagi. Benar apa yang dikatakan oleh Imam Ahmad ra : ” Adalah fitnah (bencana) jika sampai tidak ada seorang Imam (Khalifah) yang mengatur urusan rakyat”.

Sungguh benar apa yang dikatakan Imam al Ghazali dalam kitabnya al Iqtishad fi al I’tiqad. Imam Al Ghazali mengatakan agama dan kekuasaan adalah dua saudara kembar. Agama adalah asasnya dan kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tidak berfondasi (tidak didasarkan pada agama) nescaya akan runtuh. Segala sesuatu yang tidak memiliki penjaga (tidak ada Khilafah) niscaya akan hilang atau lenyap.

Beberapa bencana yang dialami umat Islam tanpa Khilafah antara lain : Bencana yang pertama adalah dalam bidang aqidah. Ketiadaan khilafah Islam telah membuat umat Islam tidak lagi bisa melaksanakan hukum-hukum Allah SWT secara sempurna. Padahal melaksanakan hukum Allah SWT dalam segala perkara adalah wajib dan merupakan tuntutan keimanan seorang mukmin. Saat ini sebahagian besar umat Islam diatur berdasarkan hukum kufur , yakni kapitalisme sekuler. Padahal dengan sangat jelas Allah SWT berfirman menyebut kafir bagi siapapun yang tidak mahu diatur oleh hukum Allah SWT (QS Almaidah : 44). Bagaimana kita mempertanggungjawabkan keimanan ini dihadapan Allah SWT ?

Ketiadaan Khilafah juga telah mengancam aqidah ummat. Demokrasi, HAM dijadikan Tuhan baru pengganti hukum Allah SWT. Ada yang dengan sombong menolak hukum Allah SWT seperti hukuman mati dengan alasan HAM. Ada pula yang rela mati membela HAM ajaran sesat seperti Ahmadiyah. Dengan alasan sekulerisme menolak penerapan hukum Allah SWT diterapkan oleh negara. Ketiadaan Khilafah juga membuat umat tidak lagi memiliki pelindung aqidah umat ini. Dengan alasan kebebasan beragama, kristianisasi berkembang subur di negeri-negeri Islam. Akibatnya tidak sedikit umat Islam yang murtad (keluar dari Islam).

Bencana kedua, hukum Allah SWT terlantar. Hukum Allah SWT tidak mungkin diterapkan secara sempurna tanpa negara Khilafah. Khilafah adalah institusi politik yang menerapkan syariah Islam. Sekarang ini syariah Islam hanya diterapkan dalam masalah moral, ritual, atau individual. Sebaliknya dalam bidang politik,ekonomi, pendidikan, sosial, tidak lagi. Hukum Allah diganti dengan hukum sekular kapitalisme. Padahal Allah SWT telah memerintahkan kita untuk menerapkan seluruh hukum Allah SWT tanpa kecuali.

Bencana ketiga, umat Islam terpecah belah. Khilafah adalah kepemimpinan tunggal bagi umat Islam seluruh dunia. Ummat Islam dilarang memiliki lebih dari seorang pemimpin negara. Rasulullah SAW dengan tegas mengatakan : “Jika dibai’at dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang paling akhir dari keduanya,” (HR Muslim) . Kesatuan kepemimpinan sangatlah penting. Kerana akan menentukan kesatuan pemikiran, perasaan, dan kesatuan gerak. Bayangkan kalau dalam kapal ada dua kapten kapal yang sama-sama memimpin , dalam rumah tangga ada dua pemimpin, pastilah muncul kekacauan. Kerana itu kesatuan kepimpinan umat Islam di seluruh dunia menjadi sangat penting.

Ketiadaan Khilafah membuat umat Islam memiliki banyak pemimpin atas nama negara bangsa (nation state). Umat Islam terpecah belah menjadi negara-negara bangsa yang kecil dan lemah dihadapan negara adi daya kapitalis. Negara-negara itu pun semakin memperlemah dirinya kerana hanya memikirkan kepentingan masing-masing dengan pemimpin yang menjadi kaki tangan asing. Padahal siapapun pasti memahami semboyan : bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

Lihatlah apa akibatnya umat Islam yang jumlah lebih 1,5 milion diseluruh dunia menjadi sangat lemah dihadapan negara-negara penjajah. Umat Islam bagaikan anak ayam yang kehilangan ibunya, tidak ada yang memimpin. Menghadap Israel yang jumlah penduduknya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan negara-negara Arab saja kita tidak mampu. Irak diporak-porandakan oleh AS, sementara negara-negara muslim disekitarnya diam saja.

Bencana ketiga, umat Islam kehilangan pelindung. Dalam Islam fungsi penting Khalifah adalah melindungi umatnya. Rasulullah saw bersabda : ” Sesungguhnya Imam/Khalifah itu laksana perisai, tempat orang-orang berperang dibelakangnya dan berlindung kepadanya”. (HR Muslim). Ketiadaan khilafah telah membuat nyawa umat Islam demikian murah dihadapan negara-negara Imperialis. Padahal dimata Allah , hancurnya bumi beserta isinya ini lebih ringan dibanding terbunuhnya seorang muslim, apatah lagi seorang muslim tanpa alasan yang haq.

Puluhan ribu umat Islam dibantai di Bosnia, 1 juta orang terbunuh sejak pendudukan AS di Irak, puluhan ribu rakyat sivil terbunuh di Afganistan. Detik demi detik tentara zionis Israel dengan sombong menumpahkan darah umat Islam di Palestin. Kami tegaskan semua ini terjadi kerana tidak ada lagi yang melindungi umat ini. Dimana pelindung umat ? Dimana Khalifah yang melindungi umat ?

Kekayaan alam negeri Islam pun tidak ada yang melindungi. AS atas nama demokrasi masuk ke Irak merompak minyak Iraq yang sepenuhnya milik umat Islam. Syarikat-syarikat asing bermewah-mewahan mendapat keuntungan luar biasa dengan harga minyak yang naik. Padahal mereka mendapat minyak dengan cara merompak dan membunuh umat Islam. Atas nama pasar bebas (free market) , kebebasan pelaburan, atas nama pembangunan , kekayaan alam Malaysia,Indonesia dan negara umat Islam lainnya yang merupakan pemilikan umum (al milkiyah al amah) seperti minyak, gas, batu bara dirompak oleh negara-negara Kapitalis. Padahal semua itu adalah milik rakyat. Akibatnya umat Islam miskin menderita, meskipun negeri mereka kaya.

Negeri Islam pun terancam dipecah belah atas nama autonomi, federasi, atau kebebasan menentukan nasib sendiri. Timor Timur lepas. Aceh, Maluku, dan Papua dalam kondisi yang berpotensi terlepas dari Indonesia. Sudan Selatan (Darfur ) diprovokasi Barat untuk memisahkan diri dari Sudan atas alasan HAM. Iraq hendak dibahagi menjadi tiga negara berdasarkan ikatan promordial sunni,syiah, dan Kurdish. Sekali lagi kami tegaskan semua ini terjadi kerana tidak ada Khilafah yang melindungi umat dan negara mereka.

Kesucian dan kemuliaan umat ini pun tidak ada yang melindungi. Rasulullah saw , Rasulnya 1.5 umat Islam di dunia dihina dituduh ekstremis dan teroris , Al-Qur’an dicampakkan ke toilet. Wanita-wanita muslimah pun terjebak pada eksploitasi kapitalisme yang menjual tubuh mereka. Generasi muda terancam dadah dan seks bebas. Atas nama HAM, lesbian dan gay yang dilaknat Allah SWT justeru dilindungi oleh negara kapitalis. Mereka dengan sombong dan bongkaknya mempertontonkan kemaksiatan mereka dan yang menolak dikatakan menyimpang.

Bencana yang keempat, umat Islam tidak ada lagi yang benar-benar mengurus dan mengatur mereka. Padahal Islam dengan sangat tegas mengatakan bahwa fungsi Imam adalah bagaikan pengembala yang mengurus rakyatnya dengan serius, amanah dan bertanggung jawab. Kerana itu dalam Islam, Khilafah wajib menjamin keperluan pokok masyarakat makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Pendidikan, Kesihatan dan keselamatan percuma.

Ketiadaan Khilafah, membuat umat Islam diatur oleh sistem sekular Kapitalis. Akibatnya bisa dilihat di depan mata dengan sangat jelas dan nyata. Kemiskinan terjadi dimana-mana. Pendidikan mahal, kesihatan mahal. tidak ada lagi yang mengurus Ummat. Mereka hidup bagaikan tanpa negara. Negara yang ada justeru lebih berpihak pada negara kapitalis.

Denga alasan mensejahterakan rakyat, negara menaikkan harga minyak yang membuat beban hidup rakyat semakin berat. Negara sekular kapitalis ini justru taat mencabut subsidi untuk rakyat atas perintah IMF dan Bank Dunia meskipun rakyat menderita. Taat menjual dan meminjam hutang meskipun hutang telah menjerat negara. Taat menjual negara dengan alasan privatisasi/penswastaan sesuai dengan ‘fatwa’ konsensus Washington sementara rakyatnya yang miskin .

Kerana itu, kita tidak punya pilihan lain. Sosialisme telah tumbang dan membawa derita. Kapitalisme justeru menjadi pangkal penyebab berbagai bencana di dunia ini. Pilihan kita hanya tinggal satu yakni Islam iaitu dengan menerapkan syariah Islam dibawah institusi negara Khilafah. Kita tidak punya pilihan lain kecuali itu. Pilihan Islam sebagai solusi inilah yang menyelamatkan kita di dunia dan akhirat. Berjuanglah terus, bersatulah bersama para pejuang Islam yang memperjuangkan syariah dan Khilafah tanpa lelah.

Insya Allah semua ini akan dicatat oleh Allah SWT sebagai pahala yang tiada bandingannya. Jangan sekadar menjadi penonton. Sebab tidak ada penonton yang mendapat piala, yang mendapat trofi kemenangan adalah para pemain. Sekali lagi , bergabunglah bersama Hizbut Tahrir yang bersama umat Islam diseluruh dunia berjuang menegakkan kembali Khilafah Islam ‘ala minhajin Nubuwah yang telah dijanjikan. Allahu Akbar!

No comments: