Pendidikan Sekular Telah Gagal!
Ketika Allah Swt. berkenan menurunkan al-Quran pertama kali, ayat yang turun berbunyi, “Iqra’ (Bacalah)!” Allah Swt. bahkan menjanjikan bagi orang yang berilmu ketinggian beberapa derajat dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu. Itu menunjukkan betapa Islam menaruh perhatian besar pada pendidikan.
Ketika Daulah Islam masih tegak berdiri, para khalifah pun telah memberikan perhatian yang begitu besar untuk pendidikan. Berbagai fasiliti disediakan bagi pendidikan warga negaranya. Ilmu pengetahuan dan sains teknologi berkembang pesat dan mendapat dukungan penuh dari negara.
Bagaimana dengan kondisi pendidikan saat ini? Jelas, kegelapan sedang menyelimuti wajah pendidikan kita hingga kita sulit memprediksi bagaimana gambaran generasi Islam pada masa depan.
Pangkal dari semuanya adalah ideologi Kapitalisme sekular yang dengan ganas telah merosak seluruh aturan hidup manusia, termasuk pendidikan. Dalam pendidikan sekular, agama dianggap hanya sebagai salah satu mata pelajaran, bukan dasar untuk semua ilmu yang dipelajari. Wajarlah jika generasi yang dihasilkan adalah generasi berkepribadian rosak dan berperilaku buruk.
Di sisi lain, kapitalisasi pendidikan telah menyebabkan pendidikan begitu sulit dijangkau masyarakat miskin. Pendidikan menjadi barang mahal yang hanya mampu dinikmati oleh segelintir orang. Akibatnya, generasi umat Islam terancam kebodohan dan kemiskinan.
Jelaslah kini, pendidikan sekular terbukti telah gagal melahirkan generasi yang berkepribadian unggul. Tiba saatnya kini, kita mulai mengalihkan pandangan pada sistem pendidikan Islam yang sudah terbukti mampu melahirkan sosok-sosok tangguh dan salih. Pendidikan dalam Islam benar-benar diorientasikan untuk melahirkan generasi yang memiliki kepribadian Islam sekaligus menguasai tsaqâfah Islam dan ilmu-ilmu kehidupan. Lebih dari itu, dalam Islam, pendidikan merupakan tanggung jawab negara sehingga seluruh warga negara berhak untuk menikmatinya. Wallâhu a‘lam bi ash-shawâb.
Haruskah Pendidikan Sekular Dipertahankan?
Kemunduran umat dalam pendidikan pada saat ini sangat terlihat dengan jelas. Indikasinya adalah out put pendidikan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Keperibadian Islam yang seharusnya menjadi hasil akhir proses pendidikan tidak bisa diwujudkan, bahkan yang tercipta adalah generasi yang semakin kukuh dengan keperibadian sekular.
Sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kegagalan pendidikan sekarang, di antaranya: Pertama, tujuan pendidikan yang tidak jelas. Seharusnya tujuan pendidikan adalah dalam rangka membentuk manusia yang memiliki keperibadian islami, menguasai pemikiran Islam dengan matang, menguasai ilmu-ilmu praktikal (pengetahuan, ilmu, dan teknologi/IPTEK), dan memiliki keterampilan yang tepat guna dan berdaya guna.
Kedua, kurikulum yang sekular. Kurikulum seharusnya mengacu pada akidah Islam yang memiliki karakteristik dalam pembentukan kepribadian Islam serta penguasaan tsaqâfah Islam dan IPTEK.
Ketiga, pendidik yang kurang profesional dan kurangnya gaji bagi pengajar. Seharusnya ada pemilihan yang ketat dalam memilih guru. Untuk menunjang keprofesionalan, guru seharusnya diberikan pengayaan metodologi sekaligus jaminan kesejahteraan yang layak. Guru juga harus mempunyai keteladanan yang baik dan mempunyai ahklak yang mulia agar menjadi panutan.
Keempat, materi pendidikan yang disajikan hanya sebatas teori yang tidak berpengaruh kepada siswa. Padahal pendidikan seharusnya berpegang pada prinsip bahwa ilmu adalah untuk diamalkan. Materi yang diberikan juga tidak boleh bertentangan dengan akidah Islam.
Kelima, kurangnya dana dan sarana. Biaya yang mahal mengakibatkan sebahagian besar masyarakat tidak bisa menikmati pendidikan dan sarana yang tidak lengkap mengakibatkan pendidikan menjadi terhambat. Kerana itu, masyarakat harus dibebaskan dari biaya pendidikan.
Semua hal di atas tidak mungkin akan terwujud tanpa ada peranan negara sebagai satu-satunya institusi yang bertanggung jawab dalam mencerdaskan umat. Negara sekular telah menunjukkan kegagalannya dalam meraih tujuan pendidikan, sementara Khilafah Islamiyah yang secara historis pernah meraih keberhasilan pun masih belum juga diyakini, apalagi mahu dicuba. Haruskah kita lengah lagi mempertahankan kondisi ini???
No comments:
Post a Comment